Iringi Vaksinasi, YPM Sidoarjo Gelar Doa untuk Negeri

Mengiringi ikhtiar dhohir pemerintah dengan vaksinasinya, Yayasan Pendidikan dan Sosial Ma’arif (YPM) Sepanjang Sidoarjo menggelar ikhtiar batin yaitu dengan tajuk  Berdoa untuk Negeri yaitu pembacaan Rotibul Haddaad dan Khotmil Qur’an selama 30 hari yang dimulai hari ini, 18 Januari secara online.  

Seperti pada Senin (18/1), dilaksanakan  pembacaan Ratibul Haaddad yang dilaksanakan di komples SMA Wachid Hasyim 2 Taman, Sidoarjo.

“Yang menjadi penanggung jawab malam ini adalah SMA Wachid Hasyim 2 Taman. Alhamdulillah berjalan dengan lancar dan diikuti oleh 1000 peserta keluarga besar YPM , yaitu siswa, guru, wali murid, dan alumni di aplikasi Zoon,” terang Kapala SMA Wachid Hasyim 2, Dra. H. Nur Djannah seraya menambahkan peserta yang tidak bisa masuk Zoom karena kuota terpenuhi, bisa mengikuti via Youtube YPM Official dan Istagram  @smawh2taman_official.

Sementara itu, Ketua YPM, H. Ahmad Makki  mengatakan bahwa ikhtiar batin ini  dibagi menjadi dua kegiatam,  khataman Alquran setiap hari pukul 10.00 WIB dan pembacaan Ratibul Haddaad pukul 18.30 WIB sampai 30 hari dan diikuti oleh  keluarga besar YPM   yang menaungi 27 lembaga pendidikan dari Playgrup hingga perguruan tinggi. 

Ditambahkan oleh H. Ahmad Makki, apa yang dilakukan  YPM  ini sebagai ikhtiar dengan harapan  negeri ini dijauhkan dari segala bala dan bencana. Juga diberi kesabaran di tengah pandemi yang belum berakhir seperti ini.

Perlu diketahui bahwa Ratibul Haddaad Ratib ini disusun oleh salah seorang ulama terkemuka dari Hadramaut, yakni Abdullah bin ‘Alawi bin Muhammad al-Haddad. Ratibul Hadad disusun pada tahun 1071 Hijriah, bermula ketika para pemuka Hadramaut merasa khawatir akan masuknya kelompok Syiah Zaidiyah di wilayah Hadramaut. Mereka khawatir aqidah Syiah Zaidiyah akan mempengaruhi terhadap keyakinan orang awam yang sejak lama berpegang teguh pada aqidah Ahlussunnah wal Jama’ah yang telah diajarkan oleh para Salafus Shalih. Berdasarkan hal ini, mereka menghadap kepada al-Qutb Abdullah bin ‘Alawi al-Haddad agar diberi bacaan supaya hal yang mereka khawatirkan tidak terjadi. Beliau pun menuliskan wirid yang nantinya dikenal dengan nama Ratibul Haddad ini.

Melalui ijazah dari Pendiri YPM KH. Munir Hasyim Latif, Ratibul Haddaad  memang sudah menjadi amalan  keluarga besar YPM.

 “Fadhilah Rotibul Haddaad  begitu besar. Yang mengistiqomahkan mengamalkan Ratibul Haddaad akan diselamatkan dari kejahatan lahir dan batin serta diangkat derajatnya,” jelas Abdul Haq Ahmad salah satu putra Almarhum KH Sholeh Qosim yang juga sebagai Satgas Covid-19 SMA WH2 Taman, Sidoarjo. (em)